VIRAL Pedagang Parfum di Jeddah Fasih Berbahasa Jawa hingga Disebut Miliki Marketing yang Cerdas

Video seorang pedagang parfum di Jeddah, Arab Saudi menjadi viral di media sosial Instagram. Hal itu karena pedagang parfum tersebut menjajakan dagangannya dengan menggunakan Bahasa Jawa kepada para pengunjung dari Indonesia. Video tersebut awalnya diunggah oleh pemilik akun Instagram @fani_yuliangga, pada 13 September 2022 kemarin.

Hingga kini Minggu (16/10/2022), video tersebut telah disukai oleh 67 ribu pengguna Instagram. Saking fasihnya berbahasa Jawa, pengunggah bahkan menyebutnya sebagai suhu karena ia memilih belajar Bahasa Jawa di saat pedagang lain hanya bisa Bahasa Indonesia. Pengunggah juga menilai jika marketing yang digunakan pedagang sangat pintar karena dengan Bahasa Jawa tersebut ia bisa menarik para pembeli.

"Aku sebut dia suhu. Aku pikir dia dapat istri orang Indo atau Jawa, jadi bisa Bahasa Jawa. Pas aku tanya, dia asli Yaman dan dia belajar Bahasa Jawa di antara penjual Arab yang lain enggak paham Bahasa Jawa." "S3 marketingnya pinter banget sih, dia belajar Bahasa Jawa karena banyak banget pengunjung yang dari Indonesia dan pakai Bahasa Jawa. Akhirnya orang yang tadinya enggak beli jadi beli karena terhibur dan bangga, mbah mbah apalagi langsung beli dong," tulis pengunggah dalam videonya. Fani mengatakan ia bertemu dengan pedagang tersebut di Pusat Belanja Cornhice, Jeddah, Arab Saudi, pada 13 September 2022 kemarin.

Saat ia hendak salat, ia kemudian dihampiri oleh pedagang tersebut yang menawarkan parfum miliknya dengan bahasa Jawa. Wanita asal Magelang ini pun mengaku baru kali ini menemukan ada pedagang di Jeddah yang bisa berbahasa Jawa, karena biasanya mereka hanya bisa bahasa Indonesia. Itu pun hanya bisa mengucapkan kata kata sederhana dalam bahasa Indonesia, misalnya 'mampir sini kakak kakak,' menyebutkan harga barang jualannya, atau menyebut nama Presiden Jokowi.

Namun berbeda dengan penjual parfum asal Yaman itu, dia bisa berbahasa Jawa dengan sangat fasih. Bahkan ia bisa diajak untuk mengobrol dengan bahasa Jawa dengan logat Jawa yang khas. "Saya baru menemukan yang bisa bahasa Jawa, kalau yang lainnya bahasa Indonesia itu udah banyak banget yang di sana bisa bahasa Indonesia. Kaya ini harga berapa, 'mampir sini kakak kakak. Jokowi Jokowi, 50 ribu, 100 ribu,' itu biasa. Tapi kalau yang bahasa Jawa itu kayaknya baru itu aja."

"Makanya kita serombongan itu beneran kaget banget karena dia bisa bahasa Jawa fasih. Sampai yang kaya logatnya dia bisa niruin kita. Kalau yang lain kan misal ditanya harga berapa, '50 ribu' ah kurang ya, diajak bahasa Indonesia pasti enggak bisa." Bahasa Jawa yang digunakan pedagang parfum tersebut pun akhirnya membuat para pengunjung tertarik. Bahkan yang awalnya tidak berminat untuk membeli jadi memutuskan untuk membeli parfum yang dijualnya.

"Kita tuh tahu pas dia bisa bahasa Jawa, kita bisa ngobrol, yang tadinya enggak mau beli jadi beli yang samping samping saya. Karena saya sudah banyak beli kan saya tawarin ke samping samping saya." "Ini bu dibeli aja, ini mbah dibeli aja, apalagi kalau mbah mbah kan kalau ngobrol sama yang bisa bahasa Jawa, apalagi orang Arab seneng banget, kaya suatu kebanggaan, akhirnya kanan kiri saya itu beli. Beli dua, beli satu, ada yang beli lima, kan 100 ribu dapet lima itu," terang Fani. Fani juga terkesan dengan pedagang parfum tersebut karena ia tidak marah saat direkam oleh Fani.

Justru pedagang parfum tersebut merasa senang dan narsis ketika Fani mengabadikan momen pertemuan mereka. "Mereka kalau divideoin enggak pernah marah, malah mereka itu narsis gitu lho, kalau kita videoin mau izin dulu atau enggak izin dulu itu mereka kaya udah terbiasa. Mungkin karena banyak juga yang bertemu sama orang orang divideo kaya gitu," imbuhnya. Dari pertemuannya dengan pedagang parfum itu, Fani pun menyebut jika ini yang disebut dengan marketing yang cerdas.

Karena pedagang asal Yaman itu mau belajar bahasa Jawa secara detail, sehingga otomatis akan banyak yang mengajaknya berbicara, terutama orang orang Indonesia yang berasal dari Jawa. Selain itu Fani menilai hal itu juga akan membuat closing rate yag tinggi, karena pengunjung akan terhibur dengan bahasa Jawa yang dilantunkan pedagang tersebut. "Mungkin ini yang di sebut Marketing cerdas. Dia sampe belajar detil bahasa jawa karna otomatis bakal banyak yang ngajak bicara dan closing rate nya tinggi, karna orang udah terhibur duluan apalagi simbah simbah. Perlu ditiru ini," pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Proudly powered by WordPress | Theme: Journey Blog by Crimson Themes.